ANALISA PEMILIHAN TIPE KAPAL PATROLI DI PERAIRAN INDONESIA DENGAN INTEGRASI METODE LIFE CYCLE COST DAN MCDM

Authors

  • Okol Sri Suharyo STTAL
  • Ahmadi Ahmadi STTAL
  • Didik W. Cahyono STTAL

Keywords:

KRI Satrol, Koarmabar, LCC, MCDM, DEMATEL, ANP, TOPSIS.

Abstract

KRI Satrol Koarmabar (Satuan Kapal Patroli Armada Barat) adalah Satuan dari unsur KRI terkecil dari TNI AL yang mempunyai tugas untuk melaksanakan pengamanan/patroli wilayah perairan Indonesia terdekat dengan garis pantai di wilayah Indonesia bagian barat. Karena itu sangat diperlukan spesifikasi kapal patroli yang paling sesuai/mampu untuk melaksanakan tugas tersebut dihadapkan dengan kerawanan/pelanggaran yang sering terjadi, serta kondisi geogafis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan selat dangkal, dan juga dihadapkan dengan kondisi anggaran pertahanan negara yang terbatas. Pada penelitian ini mengusulkan penggunaan integrasi metode LCC dan MCDM dalam pemilihan tipe Kapal Patroli di perairan Indonesia wilayah barat. Metode LCC digunakan untuk menghitung biaya keseluruhan daur hidup kapal patroli. Metode MCDM disini menggunakan DEMATEL-ANP-TOPSIS. Metode DEMATEL digunakan untuk menganalisa hubungan antara kriteria terkait yang dipertimbangkan dalam penelitian ini, metode ANP untuk mengevaluasi data kualitatif dan menentukan bobot masingmasing criteria. Metode TOPSIS digunakan untuk melakukan perangkingan alternatif, dengan memasukan bobot yang didapat dari ANP dengan nilai LCC dan spesifikasi teknis kapal patroli. Berdasarkan penelitian ini menyimpulkan bahwa dari alternatif yang ada, Kapal Patroli terbaik yang semestinya dapat dipilih untuk pengembangan/pengadaan KRI Satrol Koarmabar adalah KRI Aluminium Class dengan nilai 0,6073, selanjutnya adalah KRI Baja Class dengan nilai 0,5931 dan terakhir adalah KRI Fiber Class dengan nilai 0,3885. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan para Pimpinan TNI AL di dalam pengembangan KRI Satrol dimasa mendatang.

Downloads

Published

2017-06-30